Ayo Logout Untuk Mahasiswa Angkatan Jadul
Tepat tanggal 30 Agustus 2023 akhirnya saya resmi logout dari Institut Teknologi Bisnis dan Bahasa di salah satu perguruan tinggi swasta di Lampung dengan gelar yang melekat Ahli Madya. Mungkin pencapaian ini belum seberapa untuk dibangga-banggakan. Namun saya menulis ini karena ada proses yang berliku sehingga saya berharap teman-teman bisa mengambil sisi positif dari sharing yang saya tuliskan.
Awal saya masuk dan mengikuti kegiatan kuliah yaitu tahun 2018, namun baru resmi keluar atau lulus pada tahun 2023. Harusnya dalam masa lima tahun berkuliah tersebut, saya bisa mendapat gelar sarjana atau bahkan menuju sarjana strata dua, tapi kenapa hanya mendapat gelar ahli madya?
Jadi saya ingin menceritakan garis besarnya tentang seorang mahasiswa angkatan 2018 yang pada akhirnya berhasil logout tahun 2023. Dengan ini saya pun ingin mengajak teman-teman yang telah menjadi mahasiswa angkatan jadul untuk bisa logout seperti saya.
Berbagai Masalah Yang di Hadapi Mahasiswa Tingkat Akhir
Saya memiliki masalah ketika sudah berada di tingkat akhir. Bahkan saya telah mengikuti berbagai ujian hinggal PKL yang mana menjadi persyaratan untuk bisa lulus sebelum sidang. Jadi bisa dibilang saya hanya tinggal mengerjakan Tugas Akhir saja dan mengikuti sidang, namun saya memutuskan untuk berhenti di tengah jalan.
Mungkin banyak teman-teman yang memiliki masalah yang sama atau masalah lain hingga memutuskan untuk istirahat dalam perjuangan. Tidak masalah jika keputusan itu kamu ambil dengan berbagai pertimbangan yang matang. Akan tetapi pasti banyak orang terdekat yang akan menyayangkan keputusan itu.
Seperti halnya yang saya alami, beberapa orang terdekat menyayangkan keputusan yang saya ambil. Mereka tidak salah karena mungkin mereka pun akan khawatir apabila saya benar-benar berhenti dan tak melanjutkannya lagi.
Akan tetapi setiap keputusan pasti ada resikonya dan setiap keputusan harus kita pertanggung jawabkan. Tak ada tanggung jawab dan komitmen yang membuat mahasiswa yang telah mengambil cuti kuliah pada akhirnya tak ingin melanjutkannya lagi. Dengan berbagai alasan, mungkin salah satunya sudah malas dan telah disibukkan dengan kegiatan pekerjaan.
Namun ini bukan perihal ego diri sendiri. Bukankah waktu yang telah kita habiskan dalam masa kuliah dulu akan terbuang sia-sia jika kita tak melanjutkannya lagi. Belum lagi berbagai biaya yang telah dihabiskan. Bahkan bagaimana perjuangan orang tua yang telah banting tulang membiaya perkuliahan kita. Tenaga serta pikiran yang terkuras ketika mengerjakan berbagai tugas kuliah.
Lalu setelah semua itu, apa kita benar-benar akan berhenti?
Tidak Apa-Apa Tertinggal dengan Teman Seangkatan, Setidaknya Kita Bisa Menyusul Setelahnya
Semua mahasiswa pasti menginginkan dirinya agar lulus tepat waktu, lulus bersama dengan teman-teman seangkatan. Namun beberapa mahasiswa ada yang tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu akibat hal-hal yang dia hadapi diluar rencana atau ekspektasinya.
Saya pada tahun 2021 harusnya bisa mendapatkan gelar Ahli Madya bersama dengan teman-teman seangkatan, harusnya saya bisa wisuda bersama mereka, harusnya saya bisa mengerjakan Tugas Akhir dengan mereka. Namun saya merasa tak kuat lagi untuk melanjutkan semua itu, saya sangat butuh waktu istirahat kala itu. Hingga akhirnya saya memilih istirahat sejenak.
Kurun waktu dua tahun saya melakukan kegiatan lain, lalu memutuskan untuk melanjutkan kuliah kembali dengan komitmen yang telah saya sepakati sebelum memutuskan berhenti, yaitu saya akan meyelesaikan kuliah meski terlambat.
Ya, saya memiliki komitmen itu yang tertanam kuat dalam diri saya. Karena apa?
Karena saya memikirkan bagaimana sia-sianya waktu tiga tahun yang saya lalui, lelah, capek dengan tenaga dan pikiran yang terkuras, lalu biaya yang telah dihabiskan. Dan yang paling penting saya memikirkan jasa kedua orang tua saya.
Karena saya belum bisa membanggakan, bahkan memutuskan berhenti di tengah jalan pasti mengecewakan mereka, setidaknya saya ingin menebus sedikit jasa mereka yang telah memfasilitasi pendidikan tinggi untuk anaknya dengan menyelesaikan apa yang sudah dimulai.
Setelah Semua Ini Bukan Gelar yang Saya Banggakan, Namun Proses yang Saya Lalui yang Membuat Saya Bangga
Gelar Ahli Madya yang sekarang telah melekat memang membuat saya bangga, namun kebanggaan yang lebih saya rasakan adalah proses yang selama ini saya jalani. Ternyata saya mampu berkomitmen, ternyata saya mampu untuk bertanggung jawab.
Untuk teman-teman yang sedang di posisi ambang drop out, atau terlalu kecewa dengan pihak kampus misalnya, atau bahkan sedang menghadapi masalah sendiri sehingga memutuskan untuk mengambil cuti, jangan berhenti begitu saja.
Jangan berhenti hingga membuat sia-sia waktu yang kamu jalani. Setidaknya jika kamu bisa login, harus bisa logout meski dengan berat hati harus terlambat. Karena jika sudah berada di posisi itu, bukanlah gelar yang akan kamu bangga-banggakan, melainkan proses yang kamu jalani. Sehingga banyak sekali pembelajaran yang akan didapatkan.
Pasti Ada Jalan
Saya sempat berpikir sebelum memutuskan untuk kembali datang ke kampus setelah dua tahun lamanya. Apakah saya mampu untuk kembali lanjut, apakah jalannya akan dipermudah, apakah saya akan bertemu dengan orang-orang yang mau membantu.
Satu hal kesulitan yang selalu saya rasakan, yaitu beradaptasi dengan orang baru. Ketika saya memutuskan untuk kembali lanjut, saya harus kembali berdiskusi dengan pihak kampus, saya harus berada di suatu kelas atau kelompok orang yang sama sekali tidak saya kenali. Saya datang sebagai orang asing yang memiliki kesulitan untuk beradaptasi.
Namun semua kekhawatiran yang saya rasakan mampu saya hadapi. Ternyata jika kita memiliki niat dan komitmen yang kuat pasti akan ada jalan dan akan dipertemukan dengan orang-orang yang baik membantu.
Jadi, Ayo Logout Untuk Mahasiswa Angkatan Jadul
Taklukkan prosesnya, taklukkan semua rintangannya dan jangan pernah menyerah. Kuatkan niat dan komitmen. Setidaknya bukan untuk diri mu saja, melainkan untuk orang tua ataupun orang-orang terdekat mu.
Dengan niat dan komitmen yang lurus pasti akan ada jalan baik yang diberikan Tuhan untuk mu.
Saya bisa, kenapa kamu tak bisa? Padahal kita sama.