Menjadi Pribadi Yang "Berani Tidak Disukai" Karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
Berani tidak disukai merupakan kebalikan dari pembelajaran yang setiap orang tanamkan kepada kita. Sebab dibanding berani tidak disukai, mayoritas masyarakat memilih menjadi pribadi yang disukai. Prinsip tersebut sudah tertanam di diri kita sejak lama, bahkan mungkin saja sejak anak-anak sekalipun kita sudah diajarkan untuk menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan agar disukai banyak orang.
Padahal tidak selamanya kita menjadi baik dan selalu berbuat baik. Manusia pada umumnya memiliki sikap positif dan negatif. Dan manusia lainnya kerap hanya memandang sisi positif yang baik dipandangannya sendiri. Jika menurutnya tak benar, tanpa sadar ia menyampaikan kritikan atau menjudge orang selayaknya ia lah yang menjadi pemegang kehidupan baik orang lain.
Tentu saja hal tersebut tidaklah benar. Sebab tidak ada pembenaran untuk seseorang yang selalu ikut campur dengan urusan orang lain demi dalih kebaikan atau kebenaran.
Lagipula menjadi baik untuk orang lain juga tak terasa menyenangkan. Kebahagiaan yang harusnya kita raih ternyata tak pernah kita genggam akibat hanya mengikuti kemauan orang lain ataupun mengikuti standar kehidupan bahagia orang lain semata.
Oleh karena itulah kita harus berani menjadi pribadi yang tidak disukai agar kita memiliki prinsip sendiri atas kehidupan diri sendiri. Sebab tak selamanya kita hanya menyenangkan orang lain dan melakukan sesuatu atas dasar 'itulah yang baik' , 'itulah yang harus dilakukan'. Bahkan terkadang apapun yang terbaik itu bersifat abu-abu. Bukan hanya hitam dan putih saja atau bahkan bukan hanya harus dan seharusnya. Masih ada mungkin atau kemungkinan dan juga masih ada warna abu-abu yang berada di tengah-tengah.
Jadi, bagaimana menjadi seseorang yang berani untuk tidak disukai? Dan sebenarnya apa maksudnya menjadi pribadi yang berani tidak disukai?
Jika Anda bertanya-tanya mari selesaikan bacaan ini.
Berani Tidak Disukai, Apa Maksudnya?
Jangan sampai salah memahami kalimat berani tidak disukai. Karena bukan berarti untuk berani tidak disukai itu kita melakukan hal-hal melenceng agar tidak disukai.
Kita tetap bisa menjalani kehidupan dengan normal, kita masih bisa menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan. Namun berani tidak disukai bermaksud untuk lepas dari 'sangkar' kebaikan yang diciptakan masyarakat pada umumnya. Bahwasannya kita memiliki prinsip sendiri, kita memiliki prinsip yang membuat kita bahagia. Kita memiliki prinsip yang mungkin berbeda dan kita berani untuk menjalankan prinsip tersebut.
Mungkin orang lain menganggap apa yang kita jalani itu buruk atau keluar jalur 'kebenaran', namun kenapa harus mementingkan anggapan orang lain? Toh prinsip kita tidak melenceng dari ajaran agama, norma sosial ataupun hukum yang berlaku.
Belajar Tidak Disukai
Judul diatas sebenarnya terlalu kontroversial untuk diajarkan, namun sayang untuk dilewatkan begitu saja. Jadi berikut ini adalah tentang bagaimana kita belajar tidak disukai untuk beberapa hal yang penting.
1. Sudut Pandang
Dari sudut pandang yang berbeda saja terkadang sudah memercikkan ketidaksukaan seseorang. Apalagi sudut pandang yang 'tak biasa' yang melenceng dari 'kebenaran' masyarakat pada umumnya. Misalkan saja Anda laki-laki yang menyukai balet. Atau Anda seseorang yang memiliki cita-cita menjadi seniman, sedangkan di lingkungan Anda tak pernah mengerti apa itu seniman, apakah bisa menghasilkan atau tidak.
Lalu di lingkungan Anda yang tak pernah menyetujui untuk berteman dengan preman atau anak-anak nakal, namun Anda tetap berpegang teguh berteman dengan orang-orang yang dianggap tak baik. Anda pikir selagi bisa menjaga diri dan tak ikut berbuat kenakalan, apa salahnya? Itulah salah satu contoh memiliki sudut pandang yang berbeda. Dengan Anda melakukan itu membuat sebagian orang tak menyukainya. Namun selagi sudut pandang tersebut yang tak merugikan orang lain ataupun merugikan diri sendiri dan juga tidak melanggar peraturan yang berlaku, jadi kenapa tidak? Tetap berpegang teguhlah dengan sudut pandang Anda.
2. Tujuan Hidup
Setiap orang memiliki tujuan hidup yang berbeda. Namun masih banyak orang yang mengikuti standar kehidupan orang lain. Ketika si orang lain ini melakukan sesuatu dan terlihat membahagiakan, lantas Anda mengikutinya demi ikut berbahagia pula. Hal itulah yang menyebabkan kebahagiaan ada standarnya, tujuan hidup yang bagus itu juga ada standarnya. Misalkan dengan kemewahan, setelah bisa beli ini itu baru bisa bahagia. Atau harus memiliki fisik yang seperti si A dulu baru bahagia.
Seharusnya bahagia kan tidak ada standarnya. Anda bisa bahagia dengan versi Anda sendiri. Saya bisa bahagia dengan versi saya sendiri. Tidak ada tolak ukur standar kebahagiaan, bahkan arah tujuan hidup sekalipun. Memiliki tujuan hidup yang tak biasa bukanlah masalah. Karena jika Anda melakukannya itu berarti Anda menggapai kebahagiaan Anda sendiri.
3. Cita-cita dan Keinginan
Seperti poin sebelumnya yaitu sudut pandang dan tujuan hidup, cita-cita dan keinginan juga bukanlah milik publik. Memutuskan ingin melakukan A adalah keputusan Anda sendiri. Jangan takut untuk tidak disukai meski berbeda. Jangan takut gagal sebelum mencoba. Lakukan apapun yang ingin Anda lakukan untuk meraih cita-cita ataupun keinginan Anda. Jangan terpentok dengan satu hal yang 'katanya baik'. Anda memiliki keputusan untuk hidup Anda sendiri.
Belajar untuk tidak disukai adalah tantangan besar untuk menuju sebuah fase tertinggi yaitu menjadi diri sendiri, mencintai diri sendiri, bahagia dan bersyukur. Fase tersebut bisa Anda raih setelah menaklukkan sebuah tantangan yang tak cukup mudah, yaitu dengan cara berani tidak disukai.
Namun meski tak mudah, ada sebuah buku karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga yang bisa membantu Anda untuk menjadi pribadi yang berani tidak disukai.
Isi Buku Berani Tidak Disukai
Buku Berani Tidak Disukai adalah sebuah buku genre self improvement yang mengajarkan kebijaksanaan dan membantu para pembacanya untuk memaafkan diri sendiri, mencintai diri serta menyingkirkan segala pikiran yang tak perlu.
Selain itu, dengan konsep percakapan antara pemuda dan filsuf, Anda juga diajak untuk bisa membebaskan pikiran dan membangun keberanian untuk mengubah serta mengabaikan batasan yang Anda berlakukan pada diri sendiri.
Adapun dari percakapan tersebut, sang filsuf membantu pemuda untuk memahami bagaimana seseorang mampu menentukan arah hidup, bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspetasi orang lain.
Kutipan Buku Berani Tidak Disukai
- Tidak perlu mencari pengakuan dari orang lain jadi jangan hidup demi memenuhi ekspektasi orang lain.
- Perasaan rendah diri yang sehat tidak muncul dari membandingkan diri sendiri dengan orang lain, namun dari membandingkan diri sendiri dengan keadaan diri yang ideal.
- Kau harus memulai, tanpa memandang apakah orang lain membantu ataupun tidak.