Cara Membuat Artikel Yang Enak Dibaca Dan SEO Friendly
Cara membuat artikel - Artikel bisa dibilang sebagai komponen utama dalam blog maupun website. Atau jika di-lebay-kan, artikel itu ibarat nyawanya blog dan website. Mengapa demikian? sebab tanpa artikel blog maupun website tidak menjadi berguna. Buat apa membuat blog dan menciptakan website jika tidak ada konten yang disajikan. Padahal fungsinya blog/website itu ya menyajikan konten informatif berbentuk artikel, untuk dibaca oleh pengguna internet.
Akan tetapi, di dunia blog/website, membuat artikel itu tidak semudah 'hanya menulis' jika yang dibidik adalah page one, keyword maupun adsense. Beda hal jika sekedar 'hanya menulis' ingin mencurahkan perasaan atau yang sering kita sebut curhat. Maka tidak apa-apa tidak menerapkan teknik SEO, yang penting enak dibaca saja sudah cukup. Namun bagaimana bagi yang membidik page one, keyword maupun adsense? Tentunya menerapkan teknik SEO saja tidak cukup, melainkan juga artikelnya harus enak dibaca, bahasa teknologinya user friendly.
Lalu, bagaimana cara membuat artikel yang enak dibaca sekaligus SEO Friendly. Nah mari kita bahas lebih lanjut dibawah ini.
Cara membuat artikel yang menarik untuk dibaca sekaligus SEO Friendly
1. Ketahui dan terapkan teknik SEO on-page dalam pembuatan artikel
- Penempatan keyword
- Penggunaan heading 1, 2, 3 atau judul, subjudul, judul kecil dan seterusnya.
- Setting gambar
- Setting permalink, deskripsi
- Menghubungkan link satu dengan lainnya (internal link)
- Sesuaikan jumlah kata
2. Kumpulkan keyword sebagai kerangka artikel
Kamu perlu catat kata kunci dari hasil riset (utama dan turunannya), entah di notepad atau buku coretan. Hal ini digunakan sebagai kerangka artikel yang lebih sederhana. Dari keyword yang sudah terkumpul itulah, menulis artikel akan menjadi lebih gampang. Sebab kita sudah tau nih alur artikel dari pembahasan awal hingga akhir. Namun jangan sampai juga terlalu memaksakan keyword kedalam artikel ya.
3. Menguasi topik atau setidaknya paham tentang topik artikel yang akan dibuat
Selain memaksakan keyword, kita juga sering mengutamakan untuk membuat artikel yang sedang hits atau sangat banyak dicari. Tidak apa-apa jika kita menguasainya, namun jika masih tau sedikit-sedikit maka akan lebih baik untuk membaca banyak referensi tulisan dulu. Jangan memaksakan menulis artikel dengan topik yang tidak kita pahami. Sebab akan berdampak pada tulisan yang kaku dan kurang menarik.
4. Penggunaan gaya bahasa semi formal
Sebenarnya untuk gaya bahasa, bisa kita tentukan sendiri dari audien yang ditargetkan. Namun gaya bahasa semi formal lebih asik untuk digunakan. Karena tidak terlalu baku dan juga tidak terlalu gaul. Gaya bahasa semi formal pun bisa masuk untuk penggunaan kata ganti orang seperti, Anda, Kamu, Saya ataupun Aku.
5. Tidak terlalu banyak menceritakan diri sendiri
Karena kita sedang membahas mengenai artikel yang SEO, enak dibaca, dicari user dan tentunya informatif, maka lebih baik untuk tidak terlalu banyak menyelipkan pengalaman pribadi pada artikel. Sesekali itu bagus, namun jika terlalu banyak menggunakan kata Aku atau Saya malah kesannya jadi kurang dipercaya dan membuat malas membacanya (terkecuali tulisan yang mengkhususkan story telling seperti curhatan atau artikel sharing pengalaman).
6. Seratus kata awal yang harus bisa memantik pembaca
Membuat seratus kata awal sebelum masuk ke pembahasan itu bisa dibilang susah-susah gampang. Beberapa penulisan ada yang terlalu melenceng dari pembahasan. Padahal seratus kata awal inilah yang mampu membuat pembaca untuk bertahan (tidak terlalu berlaku pada artikel tutorial). Jadi membuat seratus kata pembukaan sebelum masuk ke pembahasan itu harus diperhatikan.
7. Bentuk artikel listicle
Bentuk artikel juga mempengaruhi menarik atau tidaknya sebuah tulisan. Dan mengacu pada fakta, bahwa minat baca orang Indonesia sebesar 0,001% yang artinya dari 1000 orang hanya 1 yang rajin membaca. Untuk itu bentuk artikel listicle sangat cocok bagi pembaca Indonesia dibanding bentuk artikel narasi yang panjang. Nah, menjadi pekerjaan rumah untuk penulis artikel, bahwa ia harus mampu membuat artikel informatif berbentuk listicle, lengkap dan tanpa mengurangi sebuah informasi yang terkandung dalam topik pembahasan. Di google banyak sekali panduan cara menulis artikel listicle atau contoh penulisan artikel listicle, jadi teman-teman bisa mempelajari disana.
8. Artikel panjang namun sarat akan pokok pembahasan
Setidaknya jumlah kata pada artikel mencapai 500 kata, bisa lebih panjang itu lebih bagus. Namun yang perlu diperhatikan, jangan sampai artikel panjang demi disukai google tapi pokok pembahasannya melenceng-melenceng. Malah itu bisa mengganggu minat baca seorang user dan membuat artikel menjadi kurang menarik. Nah, itu juga gunanya kumpulan keyword yang dijadikan sebagai kerangka artikel pada poin nomor dua. Dengan adanya kerangka artikel kita bisa tau pokok-pokok pembahasan yang akan kita masukkan kedalam artikel.
Kesimpulan
Menulis artikel itu susah jika belum terbiasa. Apalagi kurangnya kosakata yang kita ketahui dan ditambah tidak suka baca. Namun jika kamu mau belajar, semua kesusahan itu perlahan akan hilang dengan sendirinya. Untuk itu, sembari belajar menulis, seorang penulis artikel mau tidak mau juga harus belajar membaca untuk memperkaya kosakata. Jika tidak suka membaca buku, tidak apa-apa, kamu bisa baca-baca artikel di google. Intinya kamu tetap harus membaca dan terus menulis. Dan karena membidik page one atau setidaknya mendapat banyak pengunjung dari google, maka artikel juga harus dimaksimalkan dengan menggunakan teknik SEO.
saya juga seneng baca artikel yang listicle. makanya sebisa mungkin juga buat konten listicle di blog saya :)
semangat nulis konten listicle nya :)
100 kata pertama...
Ini informasi baru bagi saya. 😁 Terimakasih atas share nya. ❤️
100 kata pertama lebih tepatnya untuk kata awalnya kak, sebisa mungkin minimal 100 kata sebelum masuk ke pembahasan inti. Dan terimakasih juga sudah berkunjung:)
Mulai dari poin nomor satu, saya setuju banget. Terutama SEO onPage terkait gambar, saya baru menerapkannya belakangan (memaksimalkan ukuran), ternyata hasilnya yahud! terima kasih, kak.
Bikin listicle juga kalau postingannya bagus sering dijadiin featured snippet sama Google, makanya saya juga jadi doyan nulis ginian hihi.
Kalau buat pemakaian kata ganti saya biasanya pake kata "kita", soalnya bagi saya kesannya jadi kayak ga lagi menggurui pembaca. Tapi tergantung konteks juga sih, sering juga pake kata "kamu" ketimbang "Anda", karena lebih akrab.
Setuju banget, membaca itu bahan bakarnya menulis.
Saya paling suka nulis listicle. Seru saat risetnya, dan juga menentukan point dan konteks utamanya dari artikel tersebut. Soalnya saya paling malas kalau bikin listicle tapi pointnya umum. Misal saya mau bikin artikel tentang film biopik.
Paling gampang memang bikin judul '10 Film Biopik Terbaik', tapi alih-alih begitu saya mengambil ide lain. Hasilnya: 'Rekomendasi Film Biopik Terbaik Untuk Rayakan Kemerdekaan Indonesia' dan 'Meski Nggak Mengisahkan Sosok Pahlawan, 5 Film Biopik Ini Tetap Sajikan Semangat Perjuangan yang Inspiratif'
Sehingga ada konteks dan ideation yang ditawarkan untuk pembaca bukan sekadar mengejar SEO atau listicle biasa.
Wajib tau untuk para penulis artikel dan pemilik blog.
Poin Bahasa yang semi formal dan Listicle memang setuju banget agar pembaca betah membaca artikel kita dan paham dengan pesan yang ingin disampaikan.
Untuk permasalahN seputar SEO dan cara pemanfaatan secara maksimal, saya masih harus belajar lagi sepertinya, apalagi jika menyangkut adsense, saya tidak paham sama sekali. Tapi untuk 100 kata, saya sangat setuju, mau tidak mau harus bisa memantik rasa penasaran pembaca di 100 kata pertama
Terima kasih untuk artikel yang sangat bermanfaat ini, sangat berguna bagi saya yang baru saja belajar SEO.
Kerangka artikel ini jadi contoh yang bagus nih, listicle dan informatif
Penulisan artikel yg human sekaligus SEO friendly emg agak tricky sh ya mbak. Jd kita harus mengikuti apa yg keduanya (manusia dan mesin) sukai. Aku kebetulan jg prnh nulis ttg ini mbak, dan tulisan mbak ini jg aku setuju bgt.
Menulis artikel yang bagus memang perlu proses. Saya kalau melihat artikel lama-lama, malu banget. Artikelnya sangat bebas atau asal-asalan karena dulu pun blog untuk sekedar diari digital. Semakin kesini, apalagi setelah dapat tawaran kerja sama, jadi berbenah diri dan belajar bagaimana membuat artikel yang SEO friendly.
Saya juga lebih suka membaca dan menulis artikel yang listicle dan selama ini memang sering googling itu untuk cari informasi. Artikel yang story telling sebenarnya seru juga, tapi saya pribadi merasa belum ahli cara menulis seperti itu.
Makasih penjelasannya kak Diyanti ^^
berasa membaca rangkuman acara bloggertalk kemarin hehhee. keren ih mabk diyanti. jadi bis abaca ulang. materinya di sini. asyikkk
harus praktik biar ga lupa teorinya
Makasih mba tipsnya, bagus banget buat para blogger. Aku setuju banget, untuk memperkaya kosakata ya kita harus baca, dari buku, artikel, ataupun berita
Aku juga semenjak seriusin blog jadi mulai belajar semua dari awal, mulai dari nulis artikel, seo, belajar analytic, seru banget walaupun pusing tapi berasa enjoy kalau kita senang jalaninnya hihi 😅
Tergantung tujuan ngeblog juga, kalau informatif sebaiknya memang langsung to the point tanpa harus bercerita panjang lebar. Apalagi saat ini orang hanya membaca singkat saja.