Tuntutan gaya hidup yang perlu diabaikan
Gaya hidup - Namanya hidup bermasyarakat pastinya akan ada saja tuntutan yang harus kita lakukan untuk bisa diterima didalam masyarakat itu sendiri. Namun ada kalanya tuntutan itu terlalu berlebihan sampai-sampai membuat perilaku, gaya, kepribadian dan pikiran kita berubah. Disitulah kita harus menyaring apa saja tuntutan yang harus diterima dan yang harus diabaikan. Maka dari itu, berikut ini adalah beberapa tuntutan gaya hidup di masyarakat yang harus kita abaikan.
1. Berkumpul untuk eksis
Kenyataannya nggak semua orang senang berkumpul. Ada yang merasa berkumpul dilakukan beberapa kali saja, nggak sering. Namun tuntutan berkumpul bersama teman-teman atau hanya duduk-duduk bersama tetangga sekitar demi terlihat atau eksis pastinya akan mengganggu bagi mereka yang kurang suka berkumpul. Kalau nggak ikut berkumpul, nanti menjadi bahan gosipan, tapi kalau ikut berkumpul juga merasa nggak nyaman. Jadi, kamu bisa abaikan tuntutan yang nggak membuat mu nyaman.
2. Tuntutan penampilan yang berlebihan
Gaya adalah kebutuhan primer bagi sebagian orang. Namun ada juga yang menganggap gaya kurang penting-penting amat, yang terpenting enak dipandang, bersih dan nyaman. Namun karena hidup bermasyarakat bersama dengan orang-orang yang memiliki pola pikir yang berbeda, pastinya pernah mendapatkan tuntutan untuk berpenampilan yang trendi. Nggak masalah apabila tuntutan tersebut membuat mu nyaman. Namun yang merasa kurang nyaman dengan tuntutan tersebut akan lebih baik diabaikan saja. Berpenampilan trendi tapi nggak buat nyaman buat apa?
3. Ikut berkegiatan demi terlihat
Setiap organisasi atau komunitas memiliki eksistensinya sendiri. Misalkan bergabung dengan organisasi pecinta alam akan lebih keren dibanding organisasi jurnalistik. Tuntutan tersebut terlalu memaksa kehendak orang lain. Dan bisa jadi menjerumuskan orang lain juga. Maka dari itu berkegiatan dan berorganisasi harus berdasarkan keinginan sendiri, bukan karena terlihat lebih keren atau kurang keren. Kamu bisa abaikan tuntutan seperti itu, lagi-lagi untuk kenyamanan diri sendiri.
4. Gaya hidup yang memaksa
Mewah, barang-barang trendi dengan merk terkenal, mahal, kekinian, semua itu adalah gaya hidup sekarang. Apapun itu adalah kekinian. Berpakaian, berkegiatan ke tempat-tempat kekinian dan masih banyak lagi kekinian-kekinian lainnya yang kemudian menjadi tututan di masyarakat. Gaya hidup yang memaksa adalah tuntutan kesekian yang perlu diabaikan. Jangan hanya karena kekinian, kamu nggak bahagia.
5. Merubah perilaku
Ada kalanya juga perilaku menjadi tuntutan sosial dalam bermasyarakat. Hal-hal yang menurut kebanyakan orang disekitar bertentangan, harus diubah. Misalkan perempuan harus berperilaku seperti ini, lalu laki-laki harus bersikap seperti ini. Tuntutan tersebut perlu diabaikan jika kamu merasa akan menjerumuskan diri mu sendiri. Akan lebih baik menjadi diri sendiri, mengubah hal-hal buruk yang merugikan orang lain dan mempertahankan hal-hal yang nggak merugikan orang lain.
Itulah tuntutan-tuntutan gaya hidup bermasyarakat yang perlu diabaikan. Lakukan apapun untuk kenyamanan. Pentingkan kenyamanan daripada tuntutan-tuntutan itu sendiri. Lebih baik menjadi diri sendiri, menyaring terlebih dahulu segala tuntutan. Jika itu baik untuk diri sendiri maka diterima, jika kurang baik untuk kita maka abaikan. Yang penting nyaman dan bahagia, juga bukan jadi orang lain. Tetap mempertahankan menjadi diri sendiri.
aku termasuk orang yang jarang kumpul kumpul, jadi agak bisa mengerem keinginan tuk tampil dengan gaya atau modis kali ya, paling kalau pas ada acara yang membutuhkan dandan aja seperti kondangan barulah bisa sedikit berhias supaya juga dipandang pantes :D, tapi kalau semacam gaya hidup seperti nongkrong nongkrong sambil rumpik aku ga sih hehehe
Hehe iya mbak, jarang kumpul kumpul jadi lumayan irit😆 kalo kondangan iya sih penampilan kayaknya harus oke tapi balik lagi berpenampilan dengan nyaman aja sih, kitanya nyaman diliat orang juga jadi bagus kan..
Kalo nongkrong nongkrong sambil rumpi.. sesekali perlu dicoba😂 gak deng maksudnya bagus kalo enggak suka yang begitu
iyaps mba, dasarnya aku orang pemalu bin introvert jadi kumpul kumpul ngopi ngopi or ngafe ngafe kok malah rasanya ga nyaman, malah bingung banyakan cengoknya...ya mungkin karena uda terbiasa di rumah aja jadi ya gini hahhaha
bener masalah penampilan memang aku paling nyaman menjadi diri sendiri...ga pengen terlalu mengikuti tren
mungkin dah setelannya begini hehehe
bener bangeet mbak. Kalo kita selalu mau memaksa gaya hidup seperti orang lain, bakal menyusahkan dan merepotkn diri sendiri. Bakal keluar duit yang bisa dikatkan, percuma, jadi boros..
Nah itulah, bener mas. Gak ada habisnya kalo ngikutin orang mah. Malah rugi di kitanya..
Thanks sudah mampir😊
bener... rugi sekali yaa mbak hehee
Sama seperti mbak Gustianita, aku juga jarang ngumpul soalnya ngga hobi saja, selain itu juga menurutku buang waktu dan juga duit. Kalo ingin ngopi tinggal beli kopi sachet 2000 juga udah enak, ngga perlu nongkrong di kafe bayar 20 ribu.😃
Tapi biarpun begitu aku kadang nongkrong sih, namanya makhluk sosial. Biasanya aku suka nongkrong kalo ada pembagian BLT atau sembako gratis.😆
Hahaha penghematan, tetap ngerasain kopi walau hanya kopi sachetan ya Mas Agus. Yang penting kopi, warna hitam, masalah rasa bisa disamarkan😁
Nah iya, namanya manusia makhluk sosial patut sekali kali ikut berkumpul. Aih, tapi iya juga sih nongkrong sambil ngantri bisa ngobrol ngobrol dengan yang lain, nongkrong nongkrong menguntungkan, dapet uang atau sembako pula😂
Masalah rasa sih, kalo ngopinya bareng pacar di rumah juga asoy saja mbak.🤣
Begitulah, kalo nongkrong itu harus menghasilkan, tapi sayangnya sekarang lagi Corona, ngga boleh banyak nongkrong.😂
Hi Kak Diyanti, salam kenal :D
Terima kasih udah mampir ke blog aku sebelumnya ^^
Aku setuju dengan pendapat Kakak bahwa point-point di atas harus diabaikan. Jujur aja, pasti awalnya sulit karena ketika kita mengabaikan hal-hal tsb pasti ada aja orang-orang yang membicarakan kita. Nah, disitulah kesulitan lainnya, mengabaikan omongan buruk orang lain terhadap kita :(
Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak menggenakan seperti itu ya, Kak.
Halo kak Lia, salam kenal juga 😊 iya saya mampir di postingan di tanah lada kalo gak salah.
Bener sekali kak, pasti akan ada saja yang membicarakan kita, apa yang mereka kurang puas selalu saja diabaikan. Hemm bener itu tantangannya.
Amin.. iya semoga kita dijauhkan dari hal hal buruk
Aku pribadi bersyukur sekali bukan termasuk orang yg nggak mau repot, apalagi dalam berteman sama berpenampilan. Jadi gak ada deh adegan ngumpul-ngumpul hanya untuk eksis dan biar keliatan keren nongki nongski😂 mending pulang dan rebahan di rumah udh cukup, wkwkwk.
Kalau aku simpulkan, memang udah bener kita jadi manusia yg apa adanya aja ya mbak, jangan neko-neko, dan jangan melakukan sesuatu agar dilihat orang lain alias riya. Sebab kalau riya kayak gitu kan jadi nggak tau niat sendiri seperti apa dan bisa jadi nggak tulus melakukannya🤧. Toh selama ini yang bikin tuntunan gaya hidup terasa tinggi melesat itu masyarakatnya, manusia-manusianya sendiri.
Oh iya anyway, salam kenal ya mbak Diyanti! Ini kunjungan perdanaku ke blog mbak, hehehe😁
Hemm mbak Awl lebih suka rebahan ya, saya pun sama 😅
Iya riya gak baik. Nah bener nih masyarakatnya atau manusia manusianya yang selalu membuat tuntutan. Kalo pun ngikutin tuntutan juga gak ada abisnya. Yeah lakukan apapun yg ingin dilakukan saja yang membuat nyaman.
Btw halo Mbak Awl, terimakasih atas kunjungannya. Salam kenal juga 😊